Jumat, 03 April 2015

RESUME KELOMPOK 5 - TEKNIK-TEKNIK DASAR PEMAHAMAN INDIVIDU



TEKNIK-TEKNIK DASAR PEMAHAMAN INDIVIDU

A.    Pengertian Individu
Individu berasal dari kata in dan devided. Dalam Bahasa Inggris in berarti tidak, sedangkan divided artinya terbagi. Jadi individu artinya tidak terbagi, atau suatu kesatuan. Manusia sebagai makhluk individu mengandung arti bahwa unsur dalam diri individu tidak terbagi, merupakan satu kesatuan yang tidak terpisahkan. Jadi, sebutan individu hanya tepat bagi manusia yang memiliki keutuhan jasmani dan rohaninya, keutuhan fisik dan psikisnya, keutuhan raga dan jiwanya.
Individu adalah perpaduan antara faktor genotip dan fenotip. Faktor genotip adalah faktor yang dibawa individu sejak lahir (faktor keturunan). Sedangkan faktor fenotip adalah faktor yang dipengaruhi lingkungan. Faktor lingkungan juga turut berperan dalam pembentukan karakter seorang individu, baik itu lingkungan fisik maupun sosial. Lingkungan fisik seperti kondisi geografis di mana individu tersebut tinggal. Misalnya orang yang tinggal di daerah pegunungan akan memiliki sifat dan kebiasaan yang berbeda dengan orang yang tinggal di daerah pantai. Sedangkan lingkungan sosial adalah lingkungan di mana individu tersebut melakukan interaksi sosial, seperti keluarga, teman, dan tempat kerja.
Karakteristik yang khas dari seorang individu sering disebut dengan kepribadian. Menurut Mayor Polak kepribadian adalah “keseluruhan sikap, kelaziman, pikiran dan tindakan, baik biologis maupun psikologis, yang dimiliki oleh seseorang dan berhubungan dengan peranan dan kedudukannya dalam berbagai kelompok dan mempengaruhi kesadaran akan dirinya”.

B.     Pengertian Pemahaman Individu
Aiken (1997, hlm. 454) mengartikan pemahaman individu sebagai “Appraising the presence or magnitude of one or more personal characteristic. Assessing human behavior and mental processes includes such procedures as observations, interviews, rating, scale, check list, inventories, projective techniques, and tests”. Yang artinya pemahaman individu adalah suatu cara untuk memahami, menilai atau menaksir karakteristik, potensi, dan atau masalah-masalah gangguan yang ada pada individu atau kelompok individu. Cara yang digunakan meliputi observasi, interview, teknik projektif, dan beberapa jenis tes.

C.    Pengumpulan Data
1.      Prinsip Pengumpulan Data
Prinsip-prinsip pengumpulan dan penyimpanan data, yaitu:
a.    Kelengkapan data
Data yang dikumpulan hendaknya mencakup beberapa hal, yaitu: 1) data potensi dan data kekuatan atau kecakapan yang dimilikinya; 2) aspek intelktual, sosial, emisional, fisik, dan motorik; 3) kebutuhan; 4) tantangan ancaman dan masalah yang dimiliki; dan 5) karakteristik permanen.
b.    Relevansi data
Data yang dihimpun hendaknya relevan dengan kebutuhan layanan bimbingan dan konseling.
c.    Keakuratan data
Keakurat data berhubungan dengan prosedur dan teknik pengumpulan data. Hal-hal yang berkenaan dengan pengumpulan data tersebut, yaitu: 1) validitas data; 2) validitas instrumen; 3) proses pengumpulan yang benar; dan 4) analisis data yang tepat.
d.   Efisiensi penyimpanan data
Data yang sudah diolah, selanjutnya disimpan dalam kartu atau buku catatan pribadi, maupun komputer.
e.    Efektivitas penggunaan data
Data yang tersedia hendaknya dapat memberikan dukungan terhadap pemberian layanan bimbingan dan konseling.
2.      Macam-Macam Data
a.    Kecakapan
1)        Kecakapan petensial (potential ability) diperoleh secara heriditer (pembawaan kelahirannya). Terdiri dari abilitas dasar umum (general inteligence) atau kecerdasan dan abilitas dasar khusus dalam bidang tertentu (bakat, aptitudes).
2)        Kecakapan aktual (actual ability) yang menunjukan pada aspek kecakapan yang segera dapat didemonstrasikan dan diuji sekarang juga. Misalnya: prestasi belajar, keterampilan, kreativitas dan lain sebagainya.
b.    Kepribadian, mencakup: 1) fisik dan kebebasan; 2) psikis; 3) kegiatan ekstrakulikuler; 4) keunggulan dalam bidang akademik, keagamaan, olah raga, kesenian, keterampilan, sosial, dll; 5) pengalaman istimewa dan prestasi yang telah diraih; 6) latar belakang; 7) agama dan moral; dan 8) lingkungan masyarakat.
3.      Sumber Data
Sumber data yang dapat digunakan untuk mengetahui pemahaman individu siswa, yaitu:
a.    Sumber pertama yaitu siswa itu sendiri yang dapat dilakukan melalui wawancara, observasi ataupun teknik pengukuran.
b.    Sumber kedua yaitu orang tua siswa dan keluarga terdekat siswa, guru-guru yang pernah mengajar dan bergaul lama dengan siswa, temannya, dokter pribadi dan sebagainya.
4.      Aspek-Aspek yang Dihimpun dalam Pengumpulan Data
Data yang perlu dikumpulkan, disusun, dan dipelihara meliputi data pribadi dan data umum. Data pribadi siswa di sekolah, misalnya meliputi berbagai hal dalam pokok-pokok berikut:
a.    Identitas pribadi
b.    Latar belakang rumah dan keluarga
c.    Kemampuan mental, bakat, dan kondisi kepribadian
d.   Sejarah pendidikan, hasil belajar, nilai-nilai mata pelajajaran
e.    Hasil tes diagnostik
f.     Sejarah kesehatan
g.    Pengalaman ekstrakurikuler dan kegiatan di luar sekolah
h.    Minat dan cita-cita pendidikan dan pekerjaan/jabatan
i.      Prestasi khusus yang pernah diperoleh
j.      Deskripsi menyeluruh hasil belajar siswa setiapa kelas
k.    Sosiometri setiap kelas
l.      Laporan penyelenggaraan diskusi/belajar kelompok
Selain itu, himpunan data juga memuat berbagai karya tulis atau rekaman kemampuan siswa, catatan anekdot, hasil inventori khusus, misalnya tentang masalah-masalah yang dialami, sikap dan kebiasaan belajar, serta pelayanan yang pernah diterima masing-masing siswa.
5.      Hal-Hal yang Perlu Diperhatikan dalam Pengumpulan Data
a.    Materi himpunan data yang baik (akurat dan lengkap) sangat berguna untuk memberikan gambaran yang tepat tentang individu.
b.    Data tentang individu selalu bertambah, berubah, berkembang, dan dinamis. Oleh karena itu, data dalam kumpulan data harus selalu baru dengan menambahkan data baru dan menanggalkan data lama yang sudah tidak relevan lagi.
c.    Data yang terkumpul disusun dalam format-format yang teratur rapi menurut sistem tertentu.
d.   Data dalam himpunan data itu pada dasarnya bersifat rahasia. Hanya orang-orang tertentu saja yang dapat berhubungan dengan kumpulan data itu.
e.    Mengingat bahwa data yang dikumpulkan cukup banyak, harus pula ditambah dan dikurangi sesuai dengan perkembangan.
6.      Manajemen dan Penggunaan Data
Dalam era teknologi informasi, manajemen data peseta didik dilakukan secara komputer. Database peserta didik perlu dibangun dan dikembangkan agar perkembangan setiap peserta didik dapat dengan mudah dimonitor. Penggunaan data peserta didik dan lingkungan sekolah yang tertata dan dimenejemen dengan baik  untuk kepentingan memonitor kemajuan peserta didik akan menjamin seluruh peserta didik menerima apa yang mereka perlukan untuk keberhasilan sekolah. Kemajuan perkembangan peserta didik dapat dimonitori dari: prestasi belajar, data yang terkait dengan prestasi belajar, dan data tingkat penguasaan tugas-tugas perkembangan atau kompetensi.

D.    Teknik Pemahaman
1.         Pemberian Instrumen
Beberapa hal yang harus diperhatikan dalam penerapan instrumen bimbingan dan konseling, di antaranya:
a.    Instrumen yang dipakai haruslah yang sahih dan terandalkan.
b.    Pemakai instrumen (dalam hal ini guru BK) bertanggung jawab atas pemilihan instrumen yang akan dipakai (misalnya tes), monitoring pengadministrasiannya dan skoring.
c.    Pemakaian instrumen, harus dipersiapkan secara matang, bukan hanya persiapan instrumennya saja, tetapi persiapan siswa yang akan mengambil tes itu.
d.   Perlu diingat bahwa tes atau instrument apa pun hanya merupakan salah satu sumber dalam rangka memahami individu secra lebih luas dan dalam.
e.    Ada dan dipergunakannya berbagai instriumen lainnya bukanlah syarat mutlak bagi pelaksanaan pelayanan bimbingan dan konseling. Tes dan berbagai instrumen itu sekedar alat bantu.
Berikut instrumen bimbingan an konseling yang sering digunakan dalam pengumpulan data, yaitu:
a.    Instrumen Tes
Ada tiga fungsi penggunaan tes dalam konseling yaitu: 1) sebagai alat diagnostik, 2) menemukan minat dan nilai, dan 3) membuat prediksi tingkah laku. Beberapa hal yang harus diperhatikan dalam memilih tes untuk konseling antara lain: 1) standar tes yang digunakan; 2) memilih waktu penggunaan tes secara tepat; 3) memilih topik tes; 4) partisipasi klien dalam memilih tes; dan 5) Prosedur pemilihan tes.
Prinsip-prinsip dalam menggunakan tes untuk proses konseling adalah sebagai berikut:
1)        Mengetahui tes secara menyeluruh;
2)        Penjajagan terhadap alasan siswa menginginkan dan pengalaman siswa dalam tes-tes yang pernah dialaminya;
3)        Perlu pengaturan pertemuan interpretasi tes agar siswa siap untuk menerima informasi;
4)        Arti skor tes harus dibuat secepatnya dalam diskusi;
5)        Kerangka acuan hasil tes hendanya dibuat dengan jelas;
6)        Hasil tes harus diberikan kepada siswa (dalam bentuk buku skor);
7)        Hasil tes harus selalu terjabarkan;
8)        Guru BK hendaknya bersikap netral;
9)        Guru BK hendaknya memberikan interpretasi secara berarti dan jelas;
10)    Tes harus memberikan prediksi dengan tepat;
11)    Dalam tahap interpretasi tasi tes, perlu adanya partisipasi dan evaluasi dari siswa;
12)    Interpretasi skor yang rendah kepada siswa normal hendaknya dilakukan dengan hati-hati;
Secara umum kegunaan tes ialah membantu guru BK dalam:
1)        Memperoleh dasar-dasar pertimbangan berkenaan dengan berbagai masalah pada siswa yang dites, seperti masalah penyesuaian dengan ligkungan, masalah prestasi belajar atau hasil belajar, masalah penempatan dan penyaluran;
2)        Memahami sebab-sebab terjadinya masalah diri siswa;
3)        Mengenali siswa yang memiliki kemampuan yang sangat tinggi dan sangat rendah yang memerlukan bantuan khusus;
4)        Memperoleh gambaran tentang kecakapan, kemampuan, atau keterampilan siswa dalam bidang tertentu.
Adapun beberapa instrument tes yaitu sebagai berikut:
1)        Tes Intelegensi (Kecerdasan)
Kecerdasan dapat diartikan sebagai kemampuan berpikir yang bersifat abstrak. Tingkat kecerdasan (IQ) dapat diklasifikasikan sebagai berikut:
a)    Superior (genius) adalah siswa yang dapat bertindak jauh lebih cepat dan dengan kemudahan dibandingkan dengan siswa lainnya.
b)   Normal adalah siswa yang rata-rata atau pada umumnya.
c)    Sub-normal (mentally deffective) adalah siswa yang bertindak jauh lebih lambat dari kecepatannya dan mengalami banyak kesulitan dibandingkan siswa lainnya.
Dibedakan lebih lanjut kecerdasan siswa ke dalam kategori, sebagai berikut:
a)    Debil (moron) yang masih mendekati siswa normal yang berusia sekitar 9 – 19 tahun
b)   Imbecil mendekati siswa normal sekitar usia 5-6 tahun.
c)    Idiot mendekati siswa normal berusia dibawah 4 tahun.
2)        Tes Bakat
Tes bakat mengukur kecerdasan potensial siswa yang berifat khusus. Ada dua jenis bakat, yaitu bakat sekolah dan bakat pekerjaan-jabatan. Bakat sekolah berkenaan dengan kecakapan potensial khusus yang mendukung penguasaan bidang-bidang ilmu atau mata pelajaran.  Sedangkan bakat pekerjaan-jabatan berkenaan dengan kecakapan potensial khusus yang mendukung keberhasilan dalam pekerjaan. Macam-macam tes bakat meliputi: a) rekonik (mengukur kemampuan fungsi motorik, persepsi dan berpikir mekanis); b) tes bakat musik; c) tes bakat artistik; d) tes bakat klerikal (perkantoran); dan e) tes bakat yang multifaktor (mengukur berbagai kemampuan khusus).
3)        Tes prestasi belajar (Achivement Tests)
Tes prestasi belajar adalah suatu perangkat kegiatan atau alat yang dimaksudkan untuk mengukur ketercapaian tujuan pembelajaran yang telah dirancang sebelumnya dalam domain kognitif, afektif, dan psikomotor. Tes ini meliputi:
a)    Tes diagnostik, yang dirancang agar guru dapat menentukan letak kesulitan siswa dalam mata pelajaran yang diajarkan.
b)   Tes prestasi belajar kelompok yang baku.
c)    Tes prestasi belajar yang disusun oleh para guru, misalnya dalam bentuk ulangan sehari-hari.
b.    Instrumen Nontes
Berikut ini beberapa bentuk instrumen nontes yaitu sebagai berikut:
1)   Catatan anekdot
Catatan anekdot, yaitu catatan otentik hasil observasi. Dengan mempergunakan catatan anekdot, guru dapat:
a)    Memperoleh pemahaman yang lebih tepat tentang perkembangan siswa.
b)   Memperoleh pemahaman tentang penyebab dari gejala tingkah laku siswa.
c)    Memudahkan dalam menyesuaikan diri dengan kebutuhan siswa.
Catatan anekdot yang baik memiliki syarat sebagai berikut:
a)    Objektif, yaitu cacatan yang dibuat secara rinci tentang perilaku siswa.
b)   Deskriftif, yaitu catatan yang menggambarkan diri siswa secara lengkap tentang suatu peristiwa mengenai siwa.
c)    Selektif, yaitu dipilih suatu situasi yang dicatat.
2)   Angket
Angket merupakan alat pengumpul data melalui komunikasi tidak langsung, yaitu melalui tulisan. Beberapa petunjuk untuk menyusun angket: a) gunakan kata-kata yang tidak mempunyai arti rangkap; b) susunan kalimat sederhana tapi jelas; c) hindari kata-kata yang bersig=fat deh=gatif dan menyinggung perasaan responden.
3)   Daftar cek
4)   Autobiografi (riwayat atau karangan) dan catatan harian
Karangan pribadi ini merupakan ungkapan pribadi siswa tentang pengalaman hidupnya, cita-citanya, keadaan keluarga, dan lain-lain. Penggunaan autobiografi mempunyai beberapa kelemahan, yaitu: 1) seringkali siswa hanya menuliskan peristiwa-peristiwa yang berarti bagi dirinya tapi belum tentu berarti untuk guru dalam kepentingan layanan bimbingan dan konseling, 2) peristiwa-peristiwa lama seringkali banyak yang terlupakan, 3) ada kecenderungan siswa membuang hal-hal yang kurang sesuai dengan harapanya dan menggantinya dengan hal yang sesuai, 4) sering kali siswa tidak mau autobiografinya untuk dibaca orang lain.
Karangan pribadi ini dalam pembuatannya dibagi ke dalam dua jenis, yaitu terstruktur dan tidak terstruktur.
a)    Terstruktur yaitu karangan pribadi  disusun berdasarkan tema yang telah ditentukan sebelumnya
b)   Tidak tersruktur yaitu siswa diminta untuk membuat karangan pribadi secara bebas
5)   Sosiometri
Sosiometri bertujuan untuk memperoleh informasi tentang hubungan atau interaksi sosial diantara siswa dalam suatu kelas, kelompok, kegiatan ekstrakurikuler, organisasi kesiswaan, dll. Dengan sosiometri guru dapat mengetahui tentang: a) siswa yang popular, b) yang terisolir, c) kelompok kecil dengan anggota 2-3 orang siswa.
Sosiometri dapat digunakan untuk: a) memperbaiki hubungan insani, b) menentukan kelompok belajar, dan c) meneliti kemampuan memimpin seorang siswa dalam kelompok.
6)   Inventori
2.         Teknik Wawancara
Wawancara merupakan teknik untuk mengumpulkan informasi melalui komunikasi langsung dengan siswa.
a.    Kelebihan wawancara:
1)   Merupakan teknik yang paling tepat untuk mengungkapkan keadaan pribadi siswa secara mendalam,
2)   Dapat dilakukan terhadap setiap tingkatan umur,
3)   Dapat diselenggarakan serempak dengan observasi,
4)   Digunakan untuk pelengkap data yang dikumpulkan dengan teknik lain.
b.     Kelemahan wawancara:
1)   Tidak efisien, yaitu tidak bisa menghemat waktusacara singkat
2)   Sangat tergantung pada kesediaan kedua belah pihak
3)   Menuntut penguasaan bahasa dari pihak pewawancara
Dalam bimbingan dan konseling dikenal beberapa macam wawancara, yaitu: 1) wawancara pengumpulan data, 2) wawancara konseling, 3) wawancara disiplin, dan 4) wawancara penempatan.
3.         Observasi (pengamatan)
Observasi memiliki ciri-ciri sebagai berikut:
a.    Dilakukan sesuai dengan tujuan yang dirumuskan terlebih dahulu.
b.    Direncanakan secara sistematis.
c.    Hasilnya dicatat dan diolah sesuai dengan tujuan.
d.   Perlu diperiksa ketelitiannya.
Teknik observasi dapat dikelompokkan ke dalam beberapa jenis:
a.    Observasi sehari-hari (daiily observation)
b.    Observasi sistematis (systematic observation)
c.    Observasi partisipatif (participative observation)
d.   Observasi non-partisipasif (non participative observation)
4.         Studi Kasus
Studi kasus adalah teknik mempelajari perkembangan seorang siswa secara menyeluruh dan mendalam serta mengungkap seluruh aspek pribadi siswa yang datanya diperoleh dari bebagai pihak. Dalam melaksanakan studi kasus ini dapat ditempuh langkah-langkah: 1) menentukan siswa yang bermasalah, 2) memperoleh data, 3) menganalisis data, dan 4) Memberikan layanan bantuan.
5.         Konferensi kasus
Konferensi kasus adalah suatu pertemuan diantara beberapa unsur di sekolah untuk membicarakan seorang atau beberapa siswa yang mempunyai masalah. Unsur-unsur yang dapat turut berpartisipasi dalam konferensi kasus dapat terdiri atas, guru BK, guru-guru yang mengenal benar siswa yang bersangkutan, kepala sekolah, psikolog, dokter, orang tua siswa atau personel lain yang mengenal dekat dengan siswa yang bersangkutan.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar