TEKNIK-TEKNIK
DASAR PEMAHAMAN INDIVIDU
A. Pengertian Individu
Individu
berasal dari kata in dan devided. Dalam Bahasa Inggris in berarti tidak, sedangkan divided artinya terbagi. Jadi individu
artinya tidak terbagi, atau suatu kesatuan. Manusia sebagai makhluk individu
mengandung arti bahwa unsur dalam diri individu tidak terbagi, merupakan satu
kesatuan yang tidak terpisahkan. Jadi, sebutan individu hanya tepat bagi
manusia yang memiliki keutuhan jasmani dan rohaninya, keutuhan fisik dan
psikisnya, keutuhan raga dan jiwanya.
Individu
adalah perpaduan antara faktor genotip dan fenotip. Faktor genotip adalah
faktor yang dibawa individu sejak lahir (faktor keturunan). Sedangkan faktor
fenotip adalah faktor yang dipengaruhi lingkungan. Faktor lingkungan juga turut
berperan dalam pembentukan karakter seorang individu, baik itu lingkungan fisik
maupun sosial. Lingkungan fisik seperti kondisi geografis di mana individu
tersebut tinggal. Misalnya orang yang tinggal di daerah pegunungan akan
memiliki sifat dan kebiasaan yang berbeda dengan orang yang tinggal di daerah
pantai. Sedangkan lingkungan sosial adalah lingkungan di mana individu tersebut
melakukan interaksi sosial, seperti keluarga, teman, dan tempat kerja.
Karakteristik
yang khas dari seorang individu sering disebut dengan kepribadian. Menurut Mayor
Polak kepribadian adalah “keseluruhan sikap, kelaziman, pikiran dan tindakan,
baik biologis maupun psikologis, yang dimiliki oleh seseorang dan berhubungan
dengan peranan dan kedudukannya dalam berbagai kelompok dan mempengaruhi
kesadaran akan dirinya”.
B. Pengertian Pemahaman Individu
Aiken
(1997, hlm. 454) mengartikan pemahaman individu sebagai “Appraising the presence or magnitude of one or more personal
characteristic. Assessing human behavior and mental processes includes such
procedures as observations, interviews, rating, scale, check list, inventories,
projective techniques, and tests”. Yang artinya pemahaman individu adalah
suatu cara untuk memahami, menilai atau menaksir karakteristik, potensi, dan
atau masalah-masalah gangguan yang ada pada individu atau kelompok individu.
Cara yang digunakan meliputi observasi, interview, teknik projektif, dan
beberapa jenis tes.
C. Pengumpulan Data
1. Prinsip
Pengumpulan Data
Prinsip-prinsip pengumpulan dan penyimpanan data, yaitu:
a. Kelengkapan data
Data yang dikumpulan hendaknya mencakup beberapa hal, yaitu:
1) data potensi dan data kekuatan atau kecakapan yang dimilikinya; 2) aspek
intelktual, sosial, emisional, fisik, dan motorik; 3) kebutuhan; 4) tantangan
ancaman dan masalah yang dimiliki; dan 5) karakteristik permanen.
b. Relevansi data
Data yang
dihimpun hendaknya relevan dengan kebutuhan layanan bimbingan dan konseling.
c. Keakuratan data
Keakurat data berhubungan
dengan prosedur dan teknik pengumpulan data. Hal-hal yang berkenaan dengan
pengumpulan data tersebut, yaitu: 1) validitas data; 2) validitas instrumen; 3)
proses pengumpulan yang benar; dan 4) analisis data yang tepat.
d. Efisiensi penyimpanan data
Data yang sudah
diolah, selanjutnya disimpan dalam kartu atau buku catatan pribadi, maupun
komputer.
e. Efektivitas penggunaan data
Data yang
tersedia hendaknya dapat memberikan dukungan terhadap pemberian layanan
bimbingan dan konseling.
2. Macam-Macam
Data
a. Kecakapan
1)
Kecakapan petensial (potential ability) diperoleh secara heriditer (pembawaan kelahirannya). Terdiri
dari abilitas dasar umum (general inteligence) atau kecerdasan
dan abilitas dasar khusus dalam bidang tertentu (bakat, aptitudes).
2)
Kecakapan aktual (actual ability) yang menunjukan pada aspek kecakapan yang segera
dapat didemonstrasikan dan diuji sekarang juga. Misalnya: prestasi belajar, keterampilan, kreativitas
dan lain sebagainya.
b. Kepribadian,
mencakup: 1) fisik dan kebebasan; 2) psikis; 3) kegiatan ekstrakulikuler; 4)
keunggulan dalam bidang akademik, keagamaan, olah raga, kesenian, keterampilan,
sosial, dll; 5) pengalaman istimewa dan prestasi yang telah diraih; 6) latar
belakang; 7) agama dan moral; dan 8) lingkungan masyarakat.
3. Sumber
Data
Sumber data yang dapat digunakan untuk mengetahui
pemahaman individu siswa, yaitu:
a. Sumber
pertama yaitu siswa itu sendiri yang dapat dilakukan melalui wawancara,
observasi ataupun teknik pengukuran.
b. Sumber
kedua yaitu orang tua siswa dan keluarga terdekat siswa, guru-guru yang pernah
mengajar dan bergaul lama dengan siswa, temannya, dokter pribadi dan
sebagainya.
4. Aspek-Aspek
yang Dihimpun dalam Pengumpulan Data
Data yang perlu dikumpulkan, disusun, dan dipelihara
meliputi data pribadi dan data umum. Data pribadi siswa di sekolah, misalnya
meliputi berbagai hal dalam pokok-pokok berikut:
a.
Identitas pribadi
b.
Latar belakang rumah dan keluarga
c.
Kemampuan mental, bakat, dan kondisi
kepribadian
d.
Sejarah pendidikan, hasil belajar,
nilai-nilai mata pelajajaran
e.
Hasil tes diagnostik
f.
Sejarah kesehatan
g.
Pengalaman ekstrakurikuler dan kegiatan
di luar sekolah
h.
Minat dan cita-cita pendidikan dan
pekerjaan/jabatan
i.
Prestasi khusus yang pernah diperoleh
j.
Deskripsi menyeluruh hasil belajar siswa
setiapa kelas
k.
Sosiometri setiap kelas
l.
Laporan penyelenggaraan diskusi/belajar
kelompok
Selain itu, himpunan data juga memuat berbagai karya
tulis atau rekaman kemampuan siswa, catatan anekdot, hasil inventori khusus,
misalnya tentang masalah-masalah yang dialami, sikap dan kebiasaan belajar,
serta pelayanan yang pernah diterima masing-masing siswa.
5. Hal-Hal
yang Perlu Diperhatikan dalam Pengumpulan Data
a.
Materi himpunan data yang baik (akurat
dan lengkap) sangat berguna untuk memberikan gambaran yang tepat tentang
individu.
b.
Data tentang individu selalu bertambah,
berubah, berkembang, dan dinamis. Oleh karena itu, data dalam kumpulan data
harus selalu baru dengan menambahkan data baru dan menanggalkan data lama yang sudah
tidak relevan lagi.
c.
Data yang terkumpul disusun dalam
format-format yang teratur rapi menurut sistem tertentu.
d.
Data dalam himpunan data itu pada
dasarnya bersifat rahasia. Hanya orang-orang tertentu saja yang dapat
berhubungan dengan kumpulan data itu.
e.
Mengingat bahwa data yang dikumpulkan
cukup banyak, harus pula ditambah dan dikurangi sesuai dengan perkembangan.
6. Manajemen
dan Penggunaan Data
Dalam
era teknologi informasi, manajemen data peseta didik dilakukan secara komputer.
Database peserta didik perlu dibangun dan dikembangkan agar perkembangan
setiap peserta didik dapat dengan mudah dimonitor. Penggunaan data peserta
didik dan lingkungan sekolah yang tertata dan dimenejemen dengan baik untuk kepentingan memonitor kemajuan peserta
didik akan menjamin seluruh peserta didik menerima apa yang mereka perlukan
untuk keberhasilan sekolah. Kemajuan perkembangan peserta didik dapat
dimonitori dari: prestasi belajar, data yang terkait dengan prestasi belajar,
dan data tingkat penguasaan tugas-tugas perkembangan atau kompetensi.
D. Teknik Pemahaman
1.
Pemberian Instrumen
Beberapa
hal yang harus diperhatikan dalam penerapan instrumen bimbingan dan konseling,
di antaranya:
a. Instrumen
yang dipakai haruslah yang sahih dan terandalkan.
b. Pemakai
instrumen (dalam hal ini guru BK) bertanggung jawab atas pemilihan instrumen
yang akan dipakai (misalnya tes), monitoring pengadministrasiannya dan skoring.
c. Pemakaian
instrumen, harus dipersiapkan secara matang, bukan hanya persiapan instrumennya
saja, tetapi persiapan siswa yang akan mengambil tes itu.
d. Perlu
diingat bahwa tes atau instrument apa pun hanya merupakan salah satu sumber
dalam rangka memahami individu secra lebih luas dan dalam.
e. Ada
dan dipergunakannya berbagai instriumen lainnya bukanlah syarat mutlak bagi
pelaksanaan pelayanan bimbingan dan konseling. Tes dan berbagai instrumen itu
sekedar alat bantu.
Berikut
instrumen bimbingan an konseling yang sering digunakan dalam pengumpulan data,
yaitu:
a. Instrumen
Tes
Ada
tiga fungsi penggunaan tes dalam konseling yaitu: 1) sebagai alat diagnostik, 2)
menemukan minat dan nilai, dan 3) membuat prediksi tingkah laku. Beberapa hal
yang harus diperhatikan dalam memilih tes untuk konseling antara lain: 1) standar
tes yang digunakan; 2) memilih waktu penggunaan tes secara tepat; 3) memilih topik
tes; 4) partisipasi klien dalam memilih tes; dan 5) Prosedur pemilihan tes.
Prinsip-prinsip
dalam menggunakan tes untuk proses konseling adalah sebagai berikut:
1)
Mengetahui tes secara menyeluruh;
2)
Penjajagan terhadap alasan siswa
menginginkan dan pengalaman siswa dalam tes-tes yang pernah dialaminya;
3)
Perlu pengaturan pertemuan interpretasi
tes agar siswa siap untuk menerima informasi;
4)
Arti skor tes harus dibuat secepatnya
dalam diskusi;
5)
Kerangka acuan hasil tes hendanya dibuat
dengan jelas;
6)
Hasil tes harus diberikan kepada siswa
(dalam bentuk buku skor);
7)
Hasil tes harus selalu terjabarkan;
8)
Guru BK hendaknya bersikap netral;
9)
Guru BK hendaknya memberikan
interpretasi secara berarti dan jelas;
10) Tes
harus memberikan prediksi dengan tepat;
11) Dalam
tahap interpretasi tasi tes, perlu adanya partisipasi dan evaluasi dari siswa;
12) Interpretasi
skor yang rendah kepada siswa normal hendaknya dilakukan dengan hati-hati;
Secara umum kegunaan tes ialah membantu guru BK
dalam:
1)
Memperoleh dasar-dasar pertimbangan berkenaan
dengan berbagai masalah pada siswa yang dites, seperti masalah penyesuaian
dengan ligkungan, masalah prestasi belajar atau hasil belajar, masalah
penempatan dan penyaluran;
2)
Memahami sebab-sebab terjadinya masalah
diri siswa;
3)
Mengenali siswa yang memiliki kemampuan
yang sangat tinggi dan sangat rendah yang memerlukan bantuan khusus;
4)
Memperoleh gambaran tentang kecakapan,
kemampuan, atau keterampilan siswa dalam bidang tertentu.
Adapun beberapa instrument tes yaitu sebagai
berikut:
1)
Tes Intelegensi (Kecerdasan)
Kecerdasan dapat diartikan sebagai kemampuan
berpikir yang bersifat abstrak. Tingkat kecerdasan (IQ) dapat diklasifikasikan
sebagai berikut:
a) Superior
(genius) adalah siswa yang dapat bertindak jauh lebih cepat dan dengan
kemudahan dibandingkan dengan siswa lainnya.
b) Normal
adalah siswa yang rata-rata atau pada umumnya.
c) Sub-normal
(mentally deffective) adalah siswa
yang bertindak jauh lebih lambat dari kecepatannya dan mengalami banyak
kesulitan dibandingkan siswa lainnya.
Dibedakan
lebih lanjut kecerdasan siswa ke dalam kategori, sebagai berikut:
a) Debil
(moron) yang masih mendekati siswa normal yang berusia sekitar 9 – 19 tahun
b) Imbecil mendekati siswa normal sekitar usia 5-6 tahun.
c) Idiot mendekati siswa normal berusia dibawah 4 tahun.
2)
Tes Bakat
Tes bakat mengukur
kecerdasan potensial siswa yang berifat khusus. Ada dua jenis bakat, yaitu
bakat sekolah dan bakat pekerjaan-jabatan. Bakat sekolah berkenaan dengan
kecakapan potensial khusus yang mendukung penguasaan bidang-bidang ilmu atau
mata pelajaran. Sedangkan bakat
pekerjaan-jabatan berkenaan dengan kecakapan potensial khusus yang mendukung
keberhasilan dalam pekerjaan. Macam-macam tes bakat meliputi: a) rekonik (mengukur
kemampuan fungsi motorik, persepsi dan berpikir mekanis); b) tes bakat musik; c)
tes bakat artistik; d) tes bakat klerikal (perkantoran); dan e) tes bakat yang multifaktor
(mengukur berbagai kemampuan khusus).
3)
Tes prestasi belajar (Achivement Tests)
Tes
prestasi belajar adalah suatu perangkat kegiatan atau alat yang dimaksudkan
untuk mengukur ketercapaian tujuan pembelajaran yang telah dirancang sebelumnya
dalam domain kognitif, afektif, dan psikomotor. Tes ini meliputi:
a) Tes
diagnostik, yang dirancang agar guru dapat menentukan letak kesulitan siswa
dalam mata pelajaran yang diajarkan.
b) Tes
prestasi belajar kelompok yang baku.
c) Tes
prestasi belajar yang disusun oleh para guru, misalnya dalam bentuk ulangan
sehari-hari.
b. Instrumen
Nontes
Berikut ini
beberapa bentuk instrumen nontes yaitu sebagai berikut:
1) Catatan
anekdot
Catatan
anekdot, yaitu catatan otentik hasil observasi. Dengan mempergunakan catatan
anekdot, guru dapat:
a) Memperoleh pemahaman yang lebih tepat tentang perkembangan siswa.
b) Memperoleh
pemahaman tentang penyebab dari gejala tingkah laku siswa.
c) Memudahkan dalam menyesuaikan diri dengan kebutuhan siswa.
Catatan
anekdot yang baik memiliki syarat sebagai berikut:
a) Objektif, yaitu cacatan yang dibuat secara rinci tentang perilaku siswa.
b) Deskriftif, yaitu catatan yang menggambarkan diri siswa secara
lengkap tentang suatu peristiwa mengenai siwa.
c) Selektif,
yaitu dipilih suatu situasi yang dicatat.
2) Angket
Angket
merupakan alat pengumpul data melalui komunikasi tidak langsung, yaitu melalui
tulisan. Beberapa petunjuk untuk menyusun angket: a) gunakan kata-kata yang
tidak mempunyai arti rangkap; b) susunan kalimat sederhana tapi jelas; c)
hindari kata-kata yang bersig=fat deh=gatif dan menyinggung perasaan responden.
3) Daftar
cek
4) Autobiografi
(riwayat atau karangan) dan catatan harian
Karangan
pribadi ini merupakan ungkapan pribadi siswa tentang pengalaman hidupnya,
cita-citanya, keadaan keluarga, dan lain-lain. Penggunaan autobiografi mempunyai
beberapa kelemahan, yaitu: 1) seringkali siswa hanya menuliskan
peristiwa-peristiwa yang berarti bagi dirinya tapi belum tentu berarti untuk
guru dalam kepentingan layanan bimbingan dan konseling, 2) peristiwa-peristiwa
lama seringkali banyak yang terlupakan, 3) ada kecenderungan siswa membuang
hal-hal yang kurang sesuai dengan harapanya dan menggantinya dengan hal yang
sesuai, 4) sering kali siswa tidak mau autobiografinya untuk dibaca orang lain.
Karangan
pribadi ini dalam pembuatannya dibagi ke dalam dua jenis, yaitu terstruktur dan
tidak terstruktur.
a) Terstruktur yaitu karangan pribadi disusun berdasarkan tema
yang telah ditentukan sebelumnya
b) Tidak
tersruktur yaitu siswa diminta untuk membuat karangan pribadi secara bebas
5) Sosiometri
Sosiometri
bertujuan untuk memperoleh informasi tentang hubungan atau interaksi sosial diantara
siswa dalam suatu kelas, kelompok, kegiatan ekstrakurikuler, organisasi
kesiswaan, dll. Dengan sosiometri guru dapat mengetahui tentang: a) siswa yang popular,
b) yang terisolir, c) kelompok kecil dengan anggota 2-3 orang siswa.
Sosiometri
dapat digunakan untuk: a) memperbaiki hubungan insani, b) menentukan kelompok
belajar, dan c) meneliti kemampuan memimpin seorang siswa dalam kelompok.
6) Inventori
2.
Teknik Wawancara
Wawancara
merupakan teknik untuk mengumpulkan informasi melalui komunikasi langsung
dengan siswa.
a. Kelebihan wawancara:
1)
Merupakan teknik yang paling tepat untuk mengungkapkan keadaan pribadi siswa
secara mendalam,
2)
Dapat dilakukan terhadap setiap tingkatan umur,
3)
Dapat diselenggarakan serempak dengan observasi,
4)
Digunakan untuk pelengkap data yang
dikumpulkan dengan teknik lain.
b. Kelemahan wawancara:
1)
Tidak efisien, yaitu tidak bisa menghemat waktusacara singkat
2)
Sangat tergantung pada kesediaan kedua belah pihak
3)
Menuntut penguasaan bahasa dari pihak pewawancara
Dalam
bimbingan dan konseling dikenal beberapa macam wawancara, yaitu: 1) wawancara
pengumpulan data, 2) wawancara konseling, 3) wawancara disiplin, dan 4)
wawancara penempatan.
3.
Observasi (pengamatan)
Observasi
memiliki ciri-ciri sebagai berikut:
a. Dilakukan sesuai dengan tujuan yang dirumuskan terlebih dahulu.
b. Direncanakan secara sistematis.
c. Hasilnya dicatat dan diolah sesuai dengan tujuan.
d. Perlu diperiksa ketelitiannya.
Teknik
observasi dapat dikelompokkan ke dalam beberapa jenis:
a.
Observasi sehari-hari (daiily observation)
b.
Observasi sistematis (systematic observation)
c.
Observasi partisipatif (participative observation)
d.
Observasi non-partisipasif (non participative observation)
4.
Studi Kasus
Studi
kasus adalah teknik mempelajari perkembangan seorang siswa secara menyeluruh
dan mendalam serta mengungkap seluruh aspek pribadi siswa yang datanya
diperoleh dari bebagai pihak. Dalam melaksanakan studi kasus ini dapat ditempuh
langkah-langkah: 1) menentukan siswa yang bermasalah, 2) memperoleh data,
3) menganalisis data, dan 4) Memberikan layanan bantuan.
5.
Konferensi kasus
Konferensi
kasus adalah suatu pertemuan diantara beberapa unsur di sekolah untuk membicarakan
seorang atau beberapa siswa yang mempunyai masalah. Unsur-unsur yang dapat
turut berpartisipasi dalam konferensi kasus dapat terdiri atas, guru BK,
guru-guru yang mengenal benar siswa yang bersangkutan, kepala sekolah,
psikolog, dokter, orang tua siswa atau personel lain yang mengenal dekat dengan
siswa yang bersangkutan.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar