A.
Konsep
Dasar Pembelajaran Berbasis Bimbingan
1.
Konsep
Bimbingan
Bimbingan
adalah suatu proses pemberian bantuan kepada individu yang dilakukan secara berkesinambungan
dalam upaya membantu individu mengembangkan potensi yang dimilikinya secara
optimal. Yang dimaksud dengan perkembangan optimal adalah suatu kondisi di mana
individu dapat mengenal dan memahami diri, berani menerima kenyataan diri
secara subyektif, mengarahkan diri sesuai dengan kemampuannya, dan mengambil
keputusan atas tanggung jawab sendiri.
2.
Konsep
Pembelajaran dan Pembelajaran Berbasis Bimbingan
Belajar
adalah proses perubahan tingkah laku individu dalam bentuk peningkatan kualitas
dan kuantitas tingkah laku seperti peningkatan pengetahuan, sikap, keterampilan,
dan sebagainya. Pembelajaran adalah suatu keadaan yang dirancang agar siswa
belajar. Sedangkan yang dimaksud dengan pembelajaran yang berbasis bimbingan
adalah pembelajaran yang tidak hanya
berorientasi pada pencapaian kognitif saja, akan tetapi dapat menghasilkan
sebuah output berupa lahirnya
perubahan perilaku siswa yang positif dan normatif. Menurut Budiman (dalam
Najjah, 2015) pembelajaran berbasis bimbingan harus berlandaskan pada
prinsip-prinsip bimbingan, yaitu:
a.
Didasarkan pada Needs assesment (sesuai dengan kebutuhan).
b.
Dikembangkan dalam suasana membantu (helping relationship).
c.
Bersifat memfasilitasi.
d.
Berorientasi pada: 1) learning to be (belajar menjadi), 2) learning to learn (belajar untuk
belajar), 3) learning to work
(belajar untuk bekerja dan berkarir), 4)
learning ti live together (belajar untuk hidup bersama)
e.
Tujuan utama perkembangan potensi secara
optimal.
B.
Ciri-ciri
Model Pembelajaran Berbasis Bimbingan
Menurut
Kartadinata dan Dantes (dalam Mariyana, 2008, hlm. 2), ciri-ciri pembelajaran
berbasis bimbingan adalah sebagai berikut:
1.
Diperuntukkan bagi semua siswa dengan berorientasi pada
kebutuhan individu siswa.
2.
Memperlakukan siswa sebagai individu
yang unik dan sedang berkembang.
3.
Mengakui siswa sebagai individu yang
bermartabat dan berkemampuan.
4.
Terarah ke perkembangan segenap aspek
perkembangan anak secara menyeluruh dan optimal.
5.
Disertai dengan berbagai sikap guru yang
positif dan mendukung aktualisasi berbagai minat, potensi, dan kapabilitas
siswa sesuai dengan norma-norma kehidupan yang dianut.
C.
Prinsip-prinsip
Pembelajaran Berbasis Bimbingan
Menurut Budiman
(2008) prinsip-prinsip pembelajaran berbasis bimbingan di antaranya:
a.
Didasarkan pada Needs assesment (sesuai dengan kebutuhan).
b.
Dikembangkan dalam suasana membantu (helping relationship).
c.
Empati
d.
Keterbukaan
e.
Kehangatan psikologis
f.
realistis
g.
Bersifat memfasilitasi.
h.
Berorientasi pada: 1) learning to be (belajar menjadi), 2) learning to learn (belajar untuk
belajar), 3) learning to work
(belajar untuk bekerja dan berkarir), 4)
learning ti live together (belajar untuk hidup bersama)
i.
Tujuan utama perkembangan potensi secara
optimal.
D.
Model-model
Pembelajaran yang Berorientasi pada Pengembangan Individu
Menurut Malau
(2006, hlm.3) model pembelajaran adalah kerangka konseptual yang melukiskan
prosedur yang sistematis dalam mengorganisasikan pengalaman belajar untuk
mencapai tujuan belajar tertentu, dan berfungsi sebagai pedoman bagi para
perancang pembelajaran dan para pengajar dalam merencanakan dan melaksanakan
aktivitas pembelajaran. model-model pembelajaran yang berorientasi pada
pengembangan individu yang dapat dipilih guru antara lain:
1.
Model
Pemrosesan Informasi
Model
pembelajaran ini berdasarkan pada teori belajar kognitif (Piaget) dan
berorientasi pada kemampuan siswa memproses informasi yang dapat memperbaiki
dirinya. Dalam pembelajaran terjadi proses penerimaan informasi yang kemudian
diolah sehingga menghasilkan output
dalam bentuk hasil belajar.
2.
Model
Personal
Model
pembelajaran ini berdasarkan pada teori humanistik, yaitu berorientasi pada
pengembangan individu. Fokus utama dalam model ini adalah emosional siswa untuk
mengembangkan hubungan produktif dengan lingkungan. Sehingga guru harus
berupaya menciptakan kondisi kelas yang kondusif, agar siswa merasa bebas dalam
mengembangkan dirinya baik secara emosional maupun intelektual.
3.
Model
Interaksi Sosial
Model
pembelajaran ini berdasarkan pada teori belajar Gestalt (field theory) dan menitikberatkan pada hubungan yang harmonis
antara individu dengan masyarakat (learning
ti life together).
4.
Model
Modifikasi Tingkah Laku
Model
pembelajaran ini berdasarkan pada teori belajar behaviouristik yaitu bertujuan mengembangkan sistem yang efisien
untuk mengurutkan tugas-tugas belajar dan membentuk tingkah laku dengan cara
memanipulasi penguatan (reinforcement).
Model ini, lebih
menekankan pada aspek perubahan perilaku psikologis dan yang tidak dapat
diamati. Dalam hal ini, peran guru adalah selalu memperhatikan terhadap tingkah
laku belajar siswa.
5.
Model
Pembelajaran Terpadu Berbasis Budaya
Model
pembelajaran ini dikembangkan untuk meningkatkan apresiasi siswa terhadap
budaya lokal dan dikembangkan berdasarkan pengalaman awal budaya siswa.
Komponen desainnya terdiri atas
tema budaya lokal, alat media, dan sumber yang beragam dan kontekstual.
Komponen penilaiannya lebih menekankan pada penilaian proses dan hasil.
6.
Model
Pembelajaran Kooperatif (Cooperative
Learning)
Model
pembelajaran ini berdasarkan pada paham konstruktivis. Pembelajaran kooperatif merupakan strategi belajar
dengan sejumlah siswa sebagai anggota kelompok kecil yang tingkat kemampuannya
berbeda. Menurut Slavi (dalam Riadi, 2012) tujuan pembelajaran kooperatif adalah menciptakan situasi di mana keberhasilan
individu ditentukan atau dipengaruhi oleh keberhasilan kelompoknya.
7.
Model
Pembelajaran Kontekstual
Menurut
Trianto (dalam Riadi, 2013) pembelajaran kontekstual adalah konsep belajar yang
membantu guru mengaitkan
antara materi yang diajarkannya dengan situasi dunia nyata siswa dan mendorong
siswa membuat hubungan antara pengetahuan yang dimilikinya dengan penerapannya
dalam kehidupan mereka sehari-hari. Pembelajaran kontekstual menempatkan siswa
dalam konteks bermakan yang menghubungkan pengetahuan awal siswa dengan materi
yang sedang dipelajari dan sekaligus memperhatikan faktor kebutuhan individu
siswa dan peranan guru.
8.
Model
Pembelajaran Berbasis Masalah (Problem
Based Learning)
Menurut
Duch (dalm Nurfianti, 2011) Problem Based
Learning merupakan model pembelajaran yang menantang siswa untuk “belajar
bagaimana belajar”, bekerja secara berkelompok untuk mencari solusi dari
permasalahan dunia nyata. Masalah ini digunakan untuk mengikat siswa pada rasa
ingin tahu pada pembelajaran yang dimaksud.
DAFTAR
PUSTAKA
Abdullah,
R. (2014). Dampak Penerapan
Pembelajaran Berbasis Kerja Terhadap Hasil Belajar Praktek Kerja Kayu Mahasiswa
Jurusan Teknik Sipil, Prosiding
Konvensi Nasional Asosiasi Pendidikan Teknologi dan Kejuruan (APTEKINDO) ke 7
FPTK Universitas Pendidikan Indonesia. Bandung.
Alexon
dan Sukmadinata. (2010). Pengembangan Model Pembelajaran Terpadu Berbasis
Budaya untuk Meningkatkan Apresiasi Siswa terhadap Budaya Lokal. Cakrawala Pendidikan, XXIX (2), hlm. 201
Arif,
F. (2012). Model Pembelajaran Berbasis Bimbingan dan Konseling. [Online]. Diakses dari https://fingeridea.wordpress.com/2012/05/23/model-pembelajaran-berbasis-bimbingan-dan-konseling/
Asih dkk. (2010). Perilaku Prososial Ditinjau Dari Empati Dan
Kematangan Emosi. Jurnal
Aulia,
R.A. (2015). Konsep Dasar Bimbingan dan
Konseling. [Online]. Diakses dari
kieeaulia47.blogspot.com/
Budiman, N. (2009). Strategi
Pembelajaran Berbasis Bimbingan. Bandung: Fakultas Ilmu Pendidikan UPI
Bandung
Fatirul,
A.N. (2008). Cooperative Learning. [Online]. Diakses dari https://trimanjuniarso.files.wordpress.com/2008/02/c00perative-learning.pdf
Kania,
G. (2014). Program Bimbingan untuk
meningkatkan Motivasi Belajar pada Siswa yang Berlatar Belakang Keluarga
Disfungsional. (Skripsi). Bandung : UPI. Tidak diterbitkan
Malau,
J. (2006). Model-model Pembelajaran.
[Online]. Diakses dari http://file.upi.edu/Direktori/FPBS/JUR._PEND._SENI_RUPA/196501111994121-TASWADI/model_pembelajaran/Model_Pembelajaran.pdf
Mariyana,
R. (2008). Kompetensi Guru dalam
Pembelajran Berbasis Bimbingan di Taman Kanak-kanak (studi Deskriptif terhadap
Guru TK di Kota Bandung). [Online].
Diakses dari http://file.upi.edu/Direktori/FIP/JUR._PGTK/197803082001122RITA_MARIYANA/JURNAL_kompetensi_guru_dalam_PBB.pdf
Najjah,
S. (2015). Pembelajaran Berbasis
Bimbingan (Mengkaji Model-Model Pembelajaran yang Lebih Berorientasi
Pengembangan Individu). [Online].
Diakses http://suroyyalailatunnajjah.blogspot.com/2015/04/pembelajaran-berbasis-bimbingan.html
Nurfianti.
(2010). Penerapan Model Pembelajaran
Based Learning pada Materi Kelarutan dan Hasil Kali Kelarutan. (Skripsi).
UPI. Tidak diterbitkan.
Perdana,
A. (2013). Pengertian Belajar, Mengajar,
Pembelajar dan Pembelajaran. [Online].
Diakses dari http://www.andreanperdana.com/2013/03/pengertian-belajar-mengajar-pembelajar.html
Riadi,
M. (2012). Pengertian Pembelajaran
Kooperatif. [Online]. Diakses
dari http://www.kajianpustaka.com/2012/10/pembelajaran-kooperatif.html
Riadi,
M. (2013). Pembelajaran Kontekstual.
[Online]. Diakses dari http://www.kajianpustaka.com/2013/08/pembelajaran-kontekstual.html
Rusman.
(Tanpa Tahun). Pendekatan dan Model
Pembelajaran. [Online]. Diakses
darihttp://file.upi.edu/Direktori/FIP/JUR._PEND._LUAR_BIASA/196209061986011AHMAD_MULYADIPRANA/PDF/Model_Pengembangan_Pembelajaran.pdf
Sugiyatno.
Dasar-dasar
Bimbingan dan Konseling. [Online].
Diakses dari http://staff.uny.ac.id/sites/default/files/pendidikan/sugiyatno-mpd/materi-kuliah-dasar-dasar-bk.pdf
Suherman, dkk. (2001). Strategi Pembelajaran Matematika Kontemporer. Bandung: JICA-UPI
Triasari,
A. (2014). Pengaruh Pembelajaran dengan
Pendekatan Scientific terhadap Peningkatan Kemampuan Abstraksi Siswa SMA.
(Skripsi). Bandung : UPI. Tidak diterbitkan
Wardhani. N. (2007). Keterkaitan Konsep Konseling
Dengan Aspek-Aspek Psikologis.
Waziroh
dkk. (2012). Analisis Kebutuhan
Pembelajaran Dalam Perancangan Pembelajaran
yang Mendidik Di SD/MI. [artikel]. Tidak diterbitkan.